Oleh : Sehibul Azis
Pandemi Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan di Indonesia, bukan secara Nasional saja melainkan secara global. Semua bidang dalam kehidupan telah berubah sekejap mata saja. Tidak ada toleransi, menutup ruang pergerakan manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan hubungan dan sosialisasi. Tidak ada yang menduga bahwa semua aktivitas yang berlangsung secara konvensional kini harus dialihkan menjadi online.
Sungguh memberikan efek yang drastis, manusia kehabisan akal. Pemerintah pusing dalam mencari jalan keluar bagi keberlangsungan hidup orang banyak, tenaga medis menghabiskan waktu untuk berjuang merawat pasien, mencegah penularan dan mengurangi korban jiwa. Para ilmuan berusaha keras menemukan solusi untuk memutus rantai penularan dari virus yang sedang beredar didunia ini. Semua tatanan ikut serta dalam mencari solusi.
Semua yang mencakup keberlangsungan hajat hidup dalam Pandemi ini semua harus diselamatakan, ego para pemilik kepentingan dalam berbagai pihak harus diturunkan untuk menjamin keselamatan dan sikap rela berkorban.
Perang yang kita hadapi saat ini bukan hanya melawan virus, melainkan perang juga melawan kedzaliman segelintir para penguasa dan berita berita hoax yang membuat pandangan masyarakat terombang ambingkan mencari kebenaran terkait pandemi ini ada atau tidak. Sekarang, bukan saatnya lagi mencari siapa yang salah, bukan saatnya lagi mendebatkan covid 19 ini ada atau tidak. Yang harus kita lakukan saat ini adalah bersama sama mencari solusi untuk bisa keluar dari penjara yang disebut pandemi ini.
Sebagai seorang pembelajar dan bagian masyarakat , maka kita mahasiswa memiliki peran yang kompleks dan menyeluruh sehingga dikelompokkan dalam tiga fungsi : agent of change, social control and iron stock. Dengan fungsi tersebut, tentu saja tidak dapat dipungkiri bagaimana peran besar yang diemban mahasiswa untuk mewujudkan perubahan bangsa terutama disaat krisis seperti sekarang ini. Ide dan pemikiran cerdas seorang mahasiswa akan mampu merubah paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan bersama. Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar dan membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas. Dan satu hal yang menjadi kebanggaan mahasiswa mahasiswa adalah semangat membara untuk melakukan sebuah perubahan. Sebagai agen perubahan, mahasiswa bertindak bukan ibarat pahlawan yang datang ke sebuah negri lalu dengan gagahnya sang pahlawan mengusir penjahat-penjahat yang merajalela dan dengan gagah pula sang pahlawan pergi dari daerah tersebut diiringi tepuk tangan penduduk setempat.
Mahasiswa bukan hanya sekedar agen perubahan seperti pahlawan tersebut, mahasiswa sepantasnya menjadi agen pemberdayaan setelah perubahan yang berperan dalam pembangunan fisik dan non fisik sebuah bangsa yang kemudian ditunjang dengan fungsi mahasiswa. Selanjutnya yaitu social control, kontrol budaya, kontrol masyarakat, dan kontrol individu sehingga menutup celah-celah adanya kezaliman. Mahasiswa bukan sebagai pengamat dalam peran ini, namun mahasiswa juga dituntut sebagai pelaku dalam masyarakat, karena tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa merupakan bagian masyarakat. Idealnya, mahasiswa menjadi panutan dalam masyarakat, berlandaskan dengan pengetahuannya, dengan tingkat pendidikannya, norma-norma yang berlaku disekitarnya, dan pola berfikirnya.
Maka sebagai mahasiswa apa peran yang sudah kita berikan untuk negeri khususnya dalam kondisi pandemi ini ? Jika belum ada, mari kita bergerak mengambil peran sesuai dengan bidang keilmuan yang kita tekuni untuk bersama sama bebas dari penjara yang dinamakan pandemi ini. Tetap jaga diri, keluarga, dan orang orang disekitar kita dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat serta tetap jaga protokol kesehatan. Perkuat iman, imun dan amal kita, karena virus corona ini ada meskipun tak seganas dalam berita berita yang disiarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar