Rabu, 16 Februari 2022

Sumbangsih Mahasiswa Bagi Negeri Dikala Pandemi


 Oleh : Sehibul Azis

Pandemi Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan di Indonesia, bukan secara Nasional saja   melainkan secara global. Semua bidang dalam kehidupan telah berubah sekejap mata saja. Tidak ada toleransi, menutup ruang pergerakan manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan hubungan dan sosialisasi. Tidak ada yang menduga bahwa semua aktivitas yang berlangsung secara konvensional kini harus dialihkan menjadi online.

Sungguh memberikan efek yang drastis, manusia kehabisan akal. Pemerintah pusing dalam mencari jalan keluar bagi keberlangsungan hidup orang banyak, tenaga medis menghabiskan waktu untuk berjuang merawat pasien, mencegah penularan dan mengurangi korban jiwa. Para ilmuan berusaha keras menemukan solusi untuk memutus rantai penularan dari virus yang sedang beredar didunia ini. Semua tatanan ikut serta dalam mencari solusi.

Semua yang mencakup keberlangsungan hajat hidup dalam Pandemi ini semua harus diselamatakan, ego para pemilik kepentingan dalam berbagai pihak harus diturunkan untuk menjamin keselamatan dan sikap rela berkorban.

Perang yang kita hadapi saat ini bukan hanya melawan virus, melainkan perang juga melawan kedzaliman segelintir para penguasa dan berita berita hoax yang membuat pandangan masyarakat terombang ambingkan mencari kebenaran terkait pandemi ini ada atau tidak. Sekarang, bukan saatnya lagi mencari siapa yang salah, bukan saatnya lagi mendebatkan covid 19 ini ada atau tidak. Yang harus kita lakukan saat ini adalah bersama sama mencari solusi untuk bisa keluar dari penjara yang disebut pandemi ini.

Sebagai seorang pembelajar dan bagian masyarakat , maka kita mahasiswa memiliki peran yang kompleks dan menyeluruh sehingga dikelompokkan dalam tiga fungsi : agent of change, social control and iron stock. Dengan fungsi tersebut, tentu saja tidak dapat dipungkiri bagaimana peran besar yang diemban mahasiswa untuk mewujudkan perubahan bangsa terutama disaat krisis seperti sekarang ini. Ide dan pemikiran cerdas seorang mahasiswa akan mampu merubah paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan bersama. Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar dan membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas. Dan satu hal yang menjadi kebanggaan mahasiswa mahasiswa adalah semangat membara untuk melakukan sebuah perubahan. Sebagai agen perubahan, mahasiswa bertindak bukan ibarat pahlawan yang datang ke sebuah negri lalu dengan gagahnya sang pahlawan mengusir penjahat-penjahat yang merajalela dan dengan gagah pula sang pahlawan pergi dari daerah tersebut diiringi tepuk tangan penduduk setempat.

Mahasiswa bukan hanya sekedar agen perubahan seperti pahlawan tersebut, mahasiswa sepantasnya menjadi agen pemberdayaan setelah perubahan yang berperan dalam pembangunan fisik dan non fisik sebuah bangsa yang kemudian ditunjang dengan fungsi mahasiswa. Selanjutnya yaitu social control, kontrol budaya, kontrol masyarakat, dan kontrol individu sehingga menutup celah-celah adanya kezaliman. Mahasiswa bukan sebagai pengamat dalam peran ini, namun mahasiswa juga dituntut sebagai pelaku dalam masyarakat, karena tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa merupakan bagian masyarakat. Idealnya, mahasiswa menjadi panutan dalam masyarakat, berlandaskan dengan pengetahuannya, dengan tingkat pendidikannya, norma-norma yang berlaku disekitarnya, dan pola berfikirnya.

Maka sebagai mahasiswa apa peran yang sudah kita berikan untuk negeri khususnya dalam kondisi pandemi ini ? Jika belum ada, mari kita bergerak mengambil peran sesuai dengan bidang keilmuan yang kita tekuni untuk bersama sama bebas dari penjara yang dinamakan pandemi ini. Tetap jaga diri, keluarga, dan orang orang disekitar kita dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat serta tetap jaga protokol kesehatan. Perkuat iman, imun dan amal kita, karena virus corona ini ada meskipun tak seganas dalam berita berita yang disiarkan.

AKSI MAHASISWA DALAM MENGHADAPI COVID-19

 

Oleh : Muhammad Arif Fadhlurrohman

 

Saat ini kita sedang menghadapi  rasa takut, panik dan kehawatiran akibat permasalahan berat yang menyebabkan banyak korban jiwa dengan jumlah yang bertambah setiap jamnya. Sejarah peradaban manusia telah mencatat bahwa Covid-19 merupakan sejarah besar dalam kehidupan di bumi yang telah berhasil membuat seluruh dunia gempar dan merubah seluruh tatanan kehidupan baik itu pendidikan, ekonomi, sosial dll.

Covid-19 atau disebut Certification Of Vaccination Identification 2019. Penyebaran virus ini pertama kali berasal dari Wuhan, China dan mulai tersebar diseluruh dunia akibat adanya kontak langsung antara penderita dengan orang lain. WHO sebagai Organisasi Kesehatan Dunia telah menetapkan status Covid-19 sebagai pandemi global pada tanggal 11 Maret 2020. Sedangkan di Indonesia sendiri, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa di Indonesia sudah tercatat 2 orang yang terpapar virus corona dengan status positif pada tanggal 2 Maret 2020.

Terlebih lagi dengan sekarang virus Covid-19 yang telah bermutasi dan menjadi varian yang berbeda dan angka kematian yang terus bertambah, membuat masyarakat takut dan mempersempit aktivitas masyarakat. Berdasarkan data JHU CSSE Covid-19 Data (24/07/2021) tercatat total pasien positif di Indonesia sebanyak 3,08 Juta jiwa, dengan jumlah pasien sembuh 2,43 juta jiwa dan jumlah pasien meninggal sebanyak 80.598 jiwa.

Penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), New Normal hingga yang terbaru PPKM (Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat)pun telah dilakukan yang mengharuskan kita berkerja dan belajar secara daring atau WFH (Work From Home) telah membuat banyak masyarakat harus kehilangan pekerjaan dan penghasilnya, dikarenakan banyaknya karyawan yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)  dan kegiatan produksi yang di berhentikan akibat Covid-19 ini. Hal ini menimbulkan dampak yang besar dalam bidang ekonomi di kalangan masyarakat menengah dan ke bawah karena kesulitan dalam menghasilkan dan mencari uang.

Penyebaran virus corona menjadi masalah bersama yang harus ditangani oleh seluruh elemen masyarakat, banyaknya masyarakat yang kurang tentang yang terbaru adaalah kebijakan PPKM mengakibatkan masyarakat terdampa, seperti banyaknya terjadi pelanggaran, banyak yang tidak mematuhi protocol kesehatan dan tidak memakai masker. Maka disinilah kita sebagai mahasiswa atau Agent Of Change yang mengerti dengan arus perubahan teknologi yang dapat mengarahkan atau memberikan informasi serta dpat terjun langsung melakukan aksi lapangan atau sosial sebagai penghubung antara pemerintah dengan masyarakat.

Masalah yang dihadapi oleh kita bangsa Indonesia dalam pandemic Covid-19 ini yaitu kesehatan, ekonomi dan sosial. Dalam bidang kesehatan kita tidak memiliki fasilitas yang menunjang dalam menghadapi Covid-19 seperti masker dan alat medis lainnya yang sempat tidak memiliki stok bahkan ada oknum yang sengaja menaikan harga dari masker dan alat medis lainnya serta rumah sakit yang memiliki pasien yang banyak atau overload yang tidak bisa menampung lagi pasien.

Dari sisi ekonomi, dengan adanya pandemi covid 19 ini mengakibatkan kita menerapkan protokol Kesehatan yang harus berjaga jarak dan pembatasan dalam beraktivitas seperti penyekatan dan penutupan mall, rumah makan, pabrik produksi dll dijam tertentu membuat beberapa perusahaan melakukan PHK kepada pegawainya karena target produksi yang berkurang dengan hal itu membuat angka kemiskinan dan pengangguran bertambah di masyarakat.

Dan pada akhirnya Indonesia akan menanggung krisis besar akibat Covid-19 yang semakin mmpersulit masyarakat. Maka dari itu selain kita focus dalam menghentikan rantai penyebaran virus Covid 19 dibutuhkan juga pengendalian dalam sector ekonomi dan sosial masyarakat agar tidak terjadinya kesenjangan baik itu penghasilan maupun sosial.

Mahasiswa sebagai Agent Of Change berperan penting dalam menengahi permasalahan Covid-19 saat ini. Keberadaan mahasiswa dengan semangat dan idealismenya akan terus bergerak. Dalam sejarah Indonesia sendiri, mahasiswa telah menjadi pendorong dan penggerak lahirnya Orde Baru dan Era Reformasi. Mahasiswa dengan kemampuan dan akhlak mulianya diharapkan dapat menjadi generasi penerus yang dapat menggantikan generasi lama demi memajukan kesejahteraan bangsa.

Di sinilah mahasiswa dan potensinya dituntut untuk bergerak cepat selain mengenal bahaya Covid-19, penentuan strategi yang efektif untuk memutus krisis pad masyarakat akibat pandemi Covid-19 sangat diperlukan. Mahasiswa yang menempati posisi di antara pemerintah dan masyarakat berperan untuk menjembatani dan menangani permasalahan-permasalah yang tidak dapat ditangani secara langsung oleh pemerintah kepada masyarakat. Mahasiswa dapat berkontribusi sebagai relawan  maupun penyampai aspirasi atau edukasi kepada masyarakat dalam menghadapi pandemic Covid-19. Mahasiswa juga dapat bergabung dalam berbagai gerakan-gerakan penanganan Covid-19 di daerah sekitar seperti di Kota Kuningan Mahasiswa STIKes Kuningan yang menjadi relawan Covid-19 dan Screening Vaksin membantu polisi.

Mahasiswa sebagai Agent Of Change dapat melakukan tindakan atau aksi untuk membantu menghadapi Covid-19 dalam memutus krisis pada kehidupan masyarakat dengan beberapa kegiatan sebagai berikut :

1.      Dari organisasi mahasiswa, mahasiswa dapat mengumpulkan aspirasi dari mahasiswa maupun dari masyarakat yang nantinya diteruskan kepada pemerintah daerah.

2.      Mahasiswa dapat berperan aktif menjadi relawan Covid-19 di daerahnya masing-masing dalam membantu penanggulangan virus Covid-19.

3.      Mengadakan sosialisasi terkait penyebaran Covid-19 kepada masyarakat desa yang kurang mengerti dan mengetahui bagaimana penyebaran Covid-19 dan protocol kesehatannya.

4.      Dengan kreativitas dan pengetahuan teknologinya, mahasiswa dapat membuat sebuah postingan atau konten yang dapat berupa poster, leaflet atau video yang berisikan informasi-informasi mengenai Covid-19.

5.      Mahasiswa juga dapat berkreasi membuat produk yang dapat berguna dimasa pandemic Covid-19 seperti masker dari kain, hand sanitizer buatan sendiri, dan pendeteksi virus Covid-19 seperti yang dilakukan oleh mahasiswa UGM dengan membuat alat Ge-Nose C19.

6.      Membantu para pedagang atau yang terkena PHK untuk membuat produk entah itu makanan dllnya ataupun membantu memasarkan produknya di media sosial maupun langsung.

7.      Bekerja sama dengan polisi atau petugas kemanan dalam mengawasi kerumunan yang berisiko dan pelanggaran protocol kesehatan yang terjadi seperti masyarakat yang tidak menggunakan masker dengan menegur dengan baik dan sopan.

8.      Mahasiswa dapat bekerja sama dengan perusahaan, kaum muda atau tua untuk berkolaborasi membuat sebuah kegiatan seperti berbagi masker, berbagi sembako dan berbagi makanan di jalanan.

9.      Melakukan penggalangan dana dan mengolah dananya untuk diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Pengaruh aksi-aksi yang dilakukan oleh mahasiswa tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak adanya sinergi dan tidak saling membantu dari semua elemen masyarakat. Oleh karena itu, semua elemen masyarakat harus saling membantu dalam menanggulangi penyebaran Covid-19 ini karena pemerintah tidak mampu untuk bekerja sendiri harus adaa sinergi dari semua elemen termasuk dengan mahasiswa. Oleh karena itu, dengan adnaya aksi mahasiswa diharapkan dapat mewujudkan dan memperbaiki tatanan kehidupan menjadi lebih baik selama pandemic dan setelah pandemi berakhir. Penanggulangan Covid-19 adalah tanggung jawab bersama, dan kita harus menghadapinya bersama-sama untuk kehidupan yang lebih baik.

Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat masih saja dilanggar karena pengetahuan dan kepedulian yang kurang pada masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai Agent Of Change berperan penting dalam menanggulangi pandemi Covid-19 dan dampak yang terjadi, karena kedudukan mahasiswa yang berada di antara pemerintah dan masyarakat. Mahasiswa dengan semangat dan idealismenya, diharapkan dapat membantu menjaga tatanan kehidupan dimasyarakat lebih baik. Melalui 9 cara yang telah dijabarkan, maka mahasiswa dapat berperan secara aktif dan kreatif dalam membantu masyarakat memutus rantai dampak akibat pandemi Covid-19.



Metamorfosa Mahasiswa dalam Pandemi yang Merajalela

 

Oleh : Widia Rindi Antika

Penyebaran Covid-19 telah menyebabkan begitu banyak korban jiwa hampir ke semua negara di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang terinfeksi pandemi Covid-19. Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Para peneliti mencurigai bahwa virus ini berasal dari pasar tradisional di Kota Wuhan Tiongkok yang menjual berbagai macam hewan basah segar yang diperdagangkan untuk konsumsi, termasuk kelalawar dan trenggiling yang akhirnya menularkan virus ke manusia.

Dilansir dari South China Morning Post, 27 Januari 2020, papan iklan di pasar tersebut mencantumkan gambar rubah, buaya, anak anjing, serigala, salamander, ular, tikus, burung merak, landak, bahkan koala. Tercatat, Pasar Huanan menjual lebih dari 112 jenis hewan hidup. Hewan-hewan tersebut ada yang dijual dalam kondisi hidup, namun tersedia pula jasa pemotongan hewan dan pengiriman. Pasar Seafood Huanan sendiri menjual kepiting, udang, dan aneka ikan. Namun, terdapat banyak hewan tak lazim dikonsumsi diperjualbelikan di sudut pasar di Wuhan tersebut.

Angka kematian akibat wabah Covid-19 khususnya di Indonesia meningkat. Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 23 Juli 2021 adalah 3.033.339 orang dengan jumlah kematian 79.032 orang. Kehidupan manusia di berbagai sektor terguncang hebat, termasuk sektor pendidikan. Proses belajar mengajar dilaksanakan dari rumah bahkan bekerja pun dilakukan dari rumah dengan tujuan agar bisa mengurangi penularan Covid-19.

Banyaknya institusi pendidikan yang memberlakukan Work From Home (bekerja dari rumah) menuntut mahasiswa beserta dosen untuk terus melek akan teknologi. Pembelajaran daring di semua jenjang pendidikan tak terkecuali mahasiswa baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta yang menerapkan merupakan solusi terbaik saat ini. Aktifitas sosial banyak dilakukan secara maya di sosial media masing-masing yang mereka miliki seperti twitter, instagram, whatsapp, facebook, dan lain sebagainya. Pada awalnya medsos seolah hanya menjadi hiburan di waktu senggang, namun saat ini menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi.

Gangguan dalam proses belajar langsung antara mahasiswa dengan dosen serta pembatalan penilaian belajar sangatlah berdampak pada psikologis anak didik dan menurunnya kualitas keterampilan mahasiswa. Beban itu merupakan tanggung jawab semua elemen pendidikan khususnya negara dalam memfasilitasi kelangsungan kampus bagi semua steakholders pendidikan guna melakukan pembelajaran jarak jauh. Bagaimana mestinya Indonesia merencanakan, mempersiapkan, dan mengatasi pemulihan Covid-19  untuk menekan kerugian dunia pendidikan di masa mendatang.

Kualitas kesehatan mental peserta didik yang tak bisa menjalani pembelajaran tatap muka merupakan isu penting. Adapun diantara kelompok peserta didik yang cukup rentan mengalami masalah kesehatan mental adalah mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa menemui kesulitan untuk bisa mengatasi begitu banyak informasi dan meninggalkan media sosialnya. Hal ini terkait dengan kebutuhan akademis untuk belajar di rumah selama pandemi Covid-19. Mahasiswa yang belajar di rumah karena pandemi juga rentan mengalami social media fatigue karena media sosial yang biasa digunakan sebagai coping stress dalam kasus ini menjadi sumber stres baru. Social media fatigue adalah perasaan subjektif pengguna media sosial yang merasa lelah, jengkel, marah, kecewa, dan kehilangan minat, atau motivasi berinteraksi di berbagai medsos karena banyaknya konten yang ditemui.

Terdapat berbagai solusi untuk mengatasi permasalahan yang sudah diuraikan diatas. Pertama, dengan membuat jadwal yang seimbang antara aktivitas digital dan non digital serta konsisten melakukannya. Dengan membuat jadwal yang seimbang dapat menjadikan setiap individu menjadi lebih terarah dan terprogram dalam menjalankan aktivitas keseharian.

Kedua, mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial untuk membuat gerakan bersama dalam kebaikan, contohnya membuat konten kreatif dalam mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan serta menggalang donasi untuk korban-korban pandemi secara online. Dengan begitu mahasiswa dapat menyumbangkan ilmunya untuk masyarakat dan menjadi agen perubahan yang peka terhadap masalah-masalah sosial yang timbul saat pandemi covid-19 ini.

Ketiga, konsumsi makanan atau snack yang sehat dan bergizi. Hindari penyedap, pewarna buatan, dan pengawet yang berlebihan. Dengan mengkonsumsi makan makanan bergizi dapat membuat tubuh menjadi sehat. Ada beberapa jenis makanan juga yang dapat menambah mood  ketika merasa stres, salasatunya dengan mengkonsumsi coklat.

Keempat, tetap luangkan waktu untuk melakukan interaksi sosial dengan yang lain seperti orang tua, adik, kakak, ataupun orang terdekat lainnya meski hanya pembicaraan ringan atau saling menyapa yang dapat membuat suasana lebih nyaman. Remaja dapat mengkomunikasikan perasaan yang dialaminya kepada orang lain sebagai salasatu tips mengurangi risiko gangguan kesehatan mental.

            Mahasiswa merupakan satu etnis yang memiliki posisi strategis pada tatanan masyarakat, bahkan negara. Sejarah, dengan tinta emasnya memosisikan mahasiswa sebagai elemen terbaik. Sudah seharusnya mahasiswa mendapatkan kualitas pendidikan yang baik, agar dapat menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan dapat membangun negeri ini menjadi lebih baik lagi nantinya. Dampak yang ditimbulkan pandemi Covid-19 memang perlu menjadi perhatian bersama agar tidak mengganggu lalu lintas pendidikan di dunia ini. Dampak ini akan semakin mengancam bila langkah yang diambil tidak optimal. Mengatasi ancaman tersebut, kita perlu bersinergi dalam rangka tetap fokus mengambil langkah terbaik guna meningkatkan keberlangsungan dunia pendidikan.

Daftar Pustaka

-          Abdusshomad, Alwazir.2020. “Pengaruh Covid-19 terhadap Penerapan Pendidikan Karakter dan Pendidikan Islam” dalam Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama 12 (2), 107-115. Politeknik Penerbangan Indonesia Curug. https://ejournal.insuriponogoro.ac.id/index.php/qalamuna/article/view/407

-          Cucu Jajat Sudrajat, Mubiar Agustin, Leli Kurniawati, Dede Karsa.2020. “Strategi Kepala TK dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Masa Pandemi Covid-19” dalam Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5 (1), 508-520. FIP Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. https://www.obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/582

-          Aji, Rizqon Halal Syah.2020. “Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran” dalam Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i.(7) 5, 395-402.

-          Hapsari, Jessica Amelia.2021. “Data Riset: Kesehatan Mental Mahasiswa saat Pandemi & Kuliah Online”,https://tirto.id/data-riset-kesehatan-mental-mahasiswa-saat-pandemi-kuliah-online-gaEc,diakses pada 05 Maret 2021.

-          Kembaren, Lahargo.2021. “Digital Fatigue, Kelelahan Karena Penggunaan Media Digital”,https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/mental/digital-fatigue/%3famp=1,diakses 16 Februari 2021.

 

Sumbangsih Mahasiswa Bagi Negeri Dikala Pandemi

 Oleh : Sehibul Azis Pandemi Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan di Indonesia, bukan secara Nasional saja    melainkan secara global ...