Oleh : Widia Rindi Antika
Penyebaran Covid-19 telah menyebabkan begitu banyak korban jiwa hampir ke semua negara di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang terinfeksi pandemi Covid-19. Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Para peneliti mencurigai bahwa virus ini berasal dari pasar tradisional di Kota Wuhan Tiongkok yang menjual berbagai macam hewan basah segar yang diperdagangkan untuk konsumsi, termasuk kelalawar dan trenggiling yang akhirnya menularkan virus ke manusia.
Dilansir dari South China Morning Post, 27 Januari 2020, papan iklan di pasar tersebut mencantumkan gambar rubah, buaya, anak anjing, serigala, salamander, ular, tikus, burung merak, landak, bahkan koala. Tercatat, Pasar Huanan menjual lebih dari 112 jenis hewan hidup. Hewan-hewan tersebut ada yang dijual dalam kondisi hidup, namun tersedia pula jasa pemotongan hewan dan pengiriman. Pasar Seafood Huanan sendiri menjual kepiting, udang, dan aneka ikan. Namun, terdapat banyak hewan tak lazim dikonsumsi diperjualbelikan di sudut pasar di Wuhan tersebut.
Angka kematian akibat wabah Covid-19 khususnya di Indonesia meningkat. Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 23 Juli 2021 adalah 3.033.339 orang dengan jumlah kematian 79.032 orang. Kehidupan manusia di berbagai sektor terguncang hebat, termasuk sektor pendidikan. Proses belajar mengajar dilaksanakan dari rumah bahkan bekerja pun dilakukan dari rumah dengan tujuan agar bisa mengurangi penularan Covid-19.
Banyaknya institusi pendidikan yang memberlakukan Work From Home (bekerja dari rumah) menuntut mahasiswa beserta dosen untuk terus melek akan teknologi. Pembelajaran daring di semua jenjang pendidikan tak terkecuali mahasiswa baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta yang menerapkan merupakan solusi terbaik saat ini. Aktifitas sosial banyak dilakukan secara maya di sosial media masing-masing yang mereka miliki seperti twitter, instagram, whatsapp, facebook, dan lain sebagainya. Pada awalnya medsos seolah hanya menjadi hiburan di waktu senggang, namun saat ini menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi.
Gangguan dalam proses belajar langsung antara mahasiswa dengan dosen serta pembatalan penilaian belajar sangatlah berdampak pada psikologis anak didik dan menurunnya kualitas keterampilan mahasiswa. Beban itu merupakan tanggung jawab semua elemen pendidikan khususnya negara dalam memfasilitasi kelangsungan kampus bagi semua steakholders pendidikan guna melakukan pembelajaran jarak jauh. Bagaimana mestinya Indonesia merencanakan, mempersiapkan, dan mengatasi pemulihan Covid-19 untuk menekan kerugian dunia pendidikan di masa mendatang.
Kualitas kesehatan mental peserta didik yang tak bisa menjalani pembelajaran tatap muka merupakan isu penting. Adapun diantara kelompok peserta didik yang cukup rentan mengalami masalah kesehatan mental adalah mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa menemui kesulitan untuk bisa mengatasi begitu banyak informasi dan meninggalkan media sosialnya. Hal ini terkait dengan kebutuhan akademis untuk belajar di rumah selama pandemi Covid-19. Mahasiswa yang belajar di rumah karena pandemi juga rentan mengalami social media fatigue karena media sosial yang biasa digunakan sebagai coping stress dalam kasus ini menjadi sumber stres baru. Social media fatigue adalah perasaan subjektif pengguna media sosial yang merasa lelah, jengkel, marah, kecewa, dan kehilangan minat, atau motivasi berinteraksi di berbagai medsos karena banyaknya konten yang ditemui.
Terdapat berbagai solusi untuk mengatasi permasalahan yang sudah diuraikan diatas. Pertama, dengan membuat jadwal yang seimbang antara aktivitas digital dan non digital serta konsisten melakukannya. Dengan membuat jadwal yang seimbang dapat menjadikan setiap individu menjadi lebih terarah dan terprogram dalam menjalankan aktivitas keseharian.
Kedua, mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial untuk membuat gerakan bersama dalam kebaikan, contohnya membuat konten kreatif dalam mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan serta menggalang donasi untuk korban-korban pandemi secara online. Dengan begitu mahasiswa dapat menyumbangkan ilmunya untuk masyarakat dan menjadi agen perubahan yang peka terhadap masalah-masalah sosial yang timbul saat pandemi covid-19 ini.
Ketiga, konsumsi makanan atau snack yang sehat dan bergizi. Hindari penyedap, pewarna buatan, dan pengawet yang berlebihan. Dengan mengkonsumsi makan makanan bergizi dapat membuat tubuh menjadi sehat. Ada beberapa jenis makanan juga yang dapat menambah mood ketika merasa stres, salasatunya dengan mengkonsumsi coklat.
Keempat, tetap luangkan waktu untuk melakukan interaksi sosial dengan yang lain seperti orang tua, adik, kakak, ataupun orang terdekat lainnya meski hanya pembicaraan ringan atau saling menyapa yang dapat membuat suasana lebih nyaman. Remaja dapat mengkomunikasikan perasaan yang dialaminya kepada orang lain sebagai salasatu tips mengurangi risiko gangguan kesehatan mental.
Mahasiswa merupakan satu etnis yang memiliki posisi strategis pada tatanan masyarakat, bahkan negara. Sejarah, dengan tinta emasnya memosisikan mahasiswa sebagai elemen terbaik. Sudah seharusnya mahasiswa mendapatkan kualitas pendidikan yang baik, agar dapat menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan dapat membangun negeri ini menjadi lebih baik lagi nantinya. Dampak yang ditimbulkan pandemi Covid-19 memang perlu menjadi perhatian bersama agar tidak mengganggu lalu lintas pendidikan di dunia ini. Dampak ini akan semakin mengancam bila langkah yang diambil tidak optimal. Mengatasi ancaman tersebut, kita perlu bersinergi dalam rangka tetap fokus mengambil langkah terbaik guna meningkatkan keberlangsungan dunia pendidikan.
Daftar Pustaka
- Abdusshomad, Alwazir.2020. “Pengaruh Covid-19 terhadap Penerapan Pendidikan Karakter dan Pendidikan Islam” dalam Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama 12 (2), 107-115. Politeknik Penerbangan Indonesia Curug. https://ejournal.insuriponogoro.ac.id/index.php/qalamuna/article/view/407
- Cucu Jajat Sudrajat, Mubiar Agustin, Leli Kurniawati, Dede Karsa.2020. “Strategi Kepala TK dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Masa Pandemi Covid-19” dalam Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5 (1), 508-520. FIP Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. https://www.obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/582
- Aji, Rizqon Halal Syah.2020. “Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran” dalam Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i.(7) 5, 395-402.
- Hapsari, Jessica Amelia.2021. “Data Riset: Kesehatan Mental Mahasiswa saat Pandemi & Kuliah Online”,https://tirto.id/data-riset-kesehatan-mental-mahasiswa-saat-pandemi-kuliah-online-gaEc,diakses pada 05 Maret 2021.
- Kembaren, Lahargo.2021. “Digital Fatigue, Kelelahan Karena Penggunaan Media Digital”,https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/mental/digital-fatigue/%3famp=1,diakses 16 Februari 2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar